ORGANIZATION OF KIDS EDUCATION Solusi Untuk Prestasi Buah Hati..! Hp/WA: +62 896 5219 2502 PIN BBM:596AA8AA / 5BA4F51F

Lembaga Bimbingan Belajar OKE,Solusi Untuk Prestasi Buah Hati Anda..!

Lembaga Bimbingan Belajar OKE,Selalu Terdepan Dalam Pelayanan..!

Lembaga Bimbingan Belajar OKE,Kualitas Hebat ,Harga Bersahabat...!

Lembaga Bimbingan Belajar OKE,Memberi Jaminan Untuk Prestasi Masa Depan...!

Lembaga Bimbingan Belajar OKE,Solusi Cerdas ,Prestasi Buah Hati Anda...!

Tuesday, March 11, 2014

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

A.      Pertumbuhan dan Perkembangan
1.       Pertumbuhan
Adalah proses bertambahnya jumlah dan ukuran sel makhluk hidup yang sifatnya tidak dapat kembali lagi (irreversible).
2.       Perkembangan
Adalah proses menuju kedewasaan suatu makhluk hidup yang ditandai dengan pematangan organ-organ suatu makhluk hidup yang betujuan untuk melanjutkan keturunannya.
                # Pertumbuhan dan Perkembangan terjadi pada Makhluk Hidup, antara lain :
a.       Manusia
b.      Hewan
c.       Tumbuhan
** Penjelasan :
a.       Manusia
-Proses Pertumbuhan dan perkembangan manusia terdiri atas dua (2) fase, yaitu : fase Sebelum Kelahiran dan fase Setelah Kelahiran.
1. fase Sebelum Kelahiran
                Pada fase Sebelum Kelahiran manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim Ibu dengan beberapa tahapan.
                Tahapan-tahapan janin di dalam rahim, antara lain :
1.       Trimester Pertama
2.       Trimester Kedua
3.       Trimester Ketiga
2. fase Setelah Kelahiran
                Pada fase Setelah Kelahiran manusia mengalami berbagai tahapan, antara lain :
1.       Masa Bayi
2.       Masa Kanak-kanak
3.       Masa Remaja
4.       Masa Dewasa
5.       Masa Tua

b.      Hewan
-Pada umumnya hewan juga mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan seperti manusia , namun pada hewan jenis tertentu juga dapat mengalami suatu proses yang disebut Metamorfosis. Metamorfosis adalah proses perubahan bentuk selama pertumbuhan makhluk hidup hingga mencapai bentuk dewasa. Hewan yang mengalami proses metamorfosis antara lain : Kupu-kupu, katak.

c.       Tumbuhan
-Proses Pertumbuhan dan Perkembangan pada tumbuhan berbeda dengan hewan maupun manusia. Tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan beberapa tahapan, antara lain :
                1. Biji
                2. Kecambah
                3. Tumbuhan Muda
                4. Tumbuhan Dewasa.
Share:

GERAK PADA TUMBUHAN

Standar Kompetensi

2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.

Kompetensi Dasar

2.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan.

Indikator Pembelajaran

1. Mendiskripsikan macam-macam gerak pada tumbuhan.
2. Menjelaskan perbedaan gerak tropisme dengan gerak nasti.
3. Melakukan percobaan dan membuat laporan hasil percobaan gerak pada tumbuhan.

Karakter siswa yang diharapkan

Disiplin, jujur, menghargai pendapat orang lain, ingin tahu, kritis.



Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Bagaimana dengan tumbuhan? Tumbuhan juga bergerak walaupun dengan cara berbeda dengan hewan. Gerak tumbuhan sangat terbatas, tidak bisa berpindah tempat (gerak pasif), sedangkan hewan bisa bergerak berpindak tempat (gerak aktif).
Tumbuhan dapat menanggapi atau merespon rangsangan tertentu dari lingkungannya dengan cara menggerakkan sebagian tubuhnya. Rangsangan yang dimaksud dapat berupa cahaya, air, zat kimia, gravitasi bumi, dan lain-lain. Gerak pada tumbuhan dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Gerak Esionom (Etionom)

Gerak etionom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar. Gerak etionom dapat dibedakan menjadi gerak tropisme, gerak nasti, dan gerak taksis.
1. Gerak Tropisme
Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Bagian yang bergerak misalnya cabang, daun, kuncup bunga, sulur. Gerak tropisme dapat dibedakan menjadi berikut ini:
  • Tropisme positif, apabila arah geraknya menuju sumber rangsang.
  • Tropisme negatif, apabila arah geraknya menjauhi sumber rangsang.
 Ditinjau dari macam-macam sumber rangsangnya tropisme dibedakan menjadi fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, kemotropisme, dan tigmotropisme.

a. Fototropisme
Gambar : Fototropisme
Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan cahaya. Misalnya, jika tanaman dalam pot yang diletakkan dalam kamar dekat jendela akan tumbuh membelok kearah cahaya yang masuk melalui jendela.







b. Geotropisme (Gravitropisme)
Gambar: Geotropisme
Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi. Misal gerakan akar menuju ke tanah (ke bawah).








c. Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan air. Misalnya gerakan ujung akar menuju sumber air.

d. Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh zat kimia tertentu. Misalnya gerak ujung akar menuju zat kimia dalam pupuk. 

e. Tigmotropisme (Haptotropisme)
Gambar: Tigmotropisme
Tigmotropisme adalah gerak bagian karena rangsangan sentuhan atau persinggungan. Misalnya gerak membelit ujung sulur pada anggur, semangka, kacang panjang, pare, sirih, dan lain-lain.








2. Gerak Nasti
Nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh datangnya rangsangan.

a. Fotonasti
Fotonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan cahaya. Misalnya gerak mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) disore hari, Gerak mekarnya bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) pada siang hari dan menguncup pada malam hari.

b. Niktinasti
Gambar: Niktinasti
Niktinasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan gelap, sehingga disebut juga dengan gerak tidur. Misalnya gerak mengatupnya daun majemuk pada polong-polongan pada malam hari dan membuka kembali pada keesokan harinya ketika matahari sudah terbit. Niktinasti terjadi karena sel-sel motor di persendian tangkai daun (anak-anak daun majemuk) atau pulvinus memompa ion K+ dari satu bagian ke bagian lainnya sehingga menyebabkan perubahan tekanan turgor.





c. Tigmonasti (Seismonasti)
Tigmonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan sentuhan atau getaran. Misalnya gerak menutupnya daun sikejut atau putri malu (Mimosa pudica) jika disentuh. Tigmonasti disebut juga seismonasti. Saat rangsangan sentuhan datang, terjadi aliran air menjauhi bagian yang disentuh tersebut. Aliran air tersebut menyebabkan kadar air sel-sel motor di daerah sentuhan berkurang dan tekanan turgor mengecil.

d. Termonasti
Termonasti adalah gerak nasti karena rangsangan suhu. Misalnya mekarnya bunga tulip jika temperatur mendadak naik dan menutup kembali bila temperatur menurun.

e. Nasti kompleks
Gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa macam rangsang sekaligus. Misalnya membuka dan menutupnya stomata.

3. Gerak Taksis
Taksis adalah gerak seluruh tubuh atau bagian dari tubuh tumbuhan yang berpindah tempat dan arahnya dipengaruhi oleh datangnya rangsang. Macam rangsangannya meliputi cahaya (fototaksis) dan zat kimia (kemotaksis). Gerak fototaksis, contohnya gerak Euglena menuju cahaya. Gerak kemotaksis contohnya gerak sel spermatozoid menuju sel telur.

B. Gerak Endonom (Autonom)  

Gerak endonom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan atau faktor-faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri. Misalnya gerak higroskopis yaitu gerak bagian tumbuhan karena perubahan kadar air di dalam bagian tumbuhan. Contohnya, pecahnya kulit buah polong-polongan (lamtoro, turi, dan lain-lain). Membukanya kotak spora pada tumbuhan lumut, tumbuhan paku. 
Share:

Sistem Reproduksi Pada Manusia

Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak. Manusia berkembang biak untuk melestarikan jenisnya. Untuk berkembang biak manusia menggunakan alat reproduksi.

Alat Reproduksi Manusia

Alat reproduksi pada pria

Organ Sistem Reproduksi Pria
Organ reproduksi pria
  • Alat reproduksi bagian luar (Genetalia eksterna)
    • Penis, merupakan alat kopulasi yaitu untuk menyalurkan sperma ke dalam vagina.
    • Skrotum (kantong testis), berfungsi melindungi testis dan mengatur suhu bagi pembentukan sperma.
    • Lubang uretra, tempat keluarnya urine dan sperma.
  • Alat reproduksi bagian dalam (Genetalia interna)
    • Sepasang testis, tempat pembentukan sperma dan hormon testosteron.
    • Epididimis, merupakan saluran sperma. Berfungsi juga sebagai tempat pematangan sperma.
    • Vas deferens, merupakan saluran sperma menuju ke uretra.
    • Vesikula seminalis (kantong sperma), merupakan tempat penampungan sperma.
    • Saluran uretra, adalah saluran bersama antara urine dan sperma.

 Alat reproduksi pada wanita

Organ Sistem Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita
  • Alat reproduksi bagian luar (Genetalia eksterna)
    • Celah (vulva), terbentuk oleh dua bibir besar (labium mayora) pada bagian luar, dan dua bibir kecil (labium minora) pada bagian dalam.
    • Kelentit (klitoris), jaringan erektil yang memiliki struktur seperti penis pada pria.
    • Lubang uretra, merupakan lubang kencing.
  • Alat reproduksi bagian dalam (Genetalia interna)
  • Organ Reproduksi Wanita
    Organ reproduksi wanita
    • Sepasang indung telur (ovarium), merupakan tempat pembentukan sel telur (ovum) dan hormon reproduksi (estrogen dan progesteron).
    • Sepasang saluran telur (oviduk) atau tuba fallopii yang menyalurkan telur dari ovarium menuju uterus. Oviduk juga merupakan tempat terjadinya pembuahan (fertilisasi).
    • Rahim (uterus), tempat pertumbuhan embrio.
    • Leher rahim (cervix).
    • Liang peranakan (vagina), tempat masuknya sperma dan keluarnya bayi saat melahirkan.
    • Selaput dara (hymen).

Usia Subur

Sistem reproduksi pada manusia mulai terlihat jelas pada saat usia subur yaitu diawali pubertas, pada wanita ditandai peristiwa haid (menstruasi) yaitu keluarnya darah akibat dari meluruhnya selaput rahim (endometrium) disertai pecahnya pembuluh darah. Hal ini merupakan tanda wanita telah menghasilkan sel telur. Usia subur pada wanita berakhir ketika sudah tidak haid (menopause).
Tahap siklus menstruasi:
  1. Fase menstruasi, dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron.
  2. Fase pra ovulasi, dipengaruhi oleh hormon FSH.
  3. Fase ovulasi, dipengaruhi oleh hormon LSH.
  4. Fase pasca ovulasi, dipengaruhi oleh hormon progesteron.
Sedangkan usia subur pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah, yaitu keluarnya sperma pada waktu tidur karena terjadi rangsangan seksual dalam mimpinya. Usia subur pada laki-laki berlangsung sepanjang hayat.

Fertilisasi

Apabila sel telur bertemu dengan sperma pada tuba fallopii, maka akan terjadi pembuahan dan terbentuklah zigot. Zigot akan membelah menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel dan terbentuklah kumpulan sel yang menyerupai bola. Jika dapat tertanam di dalam rahim akan menjadi embrio. Embrio tumbuh di dalam cairan amnion (air ketuban) yang dihasilkan oleh dinding amnion. Air ketuban berfungsi melindungi embrio dari guncangan, benturan, kekeringan, dan membantu persalinan. Embrio mendapatkan suplai makanan dan oksigen dari induknya dengan perantara plasenta dan tali pusat. Fungsi plasenta adalah sebagai berikut:
  1. Menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio.
  2. Mengalirkan zat sampah dari embrio ke induk.
  3. Melindungi janin dari berbagai racun dan penyakit.
Masa kehamilan pada manusia berkisar 38 minggu (9 bulan 10 hari) dihitung dari masa pembuahan, namun ada yang dilahirkan secara prematur yaitu usia kandungan berkisar 7 bulan. Proses kelahiran bayi secara normal melalui vagina, namun ada yang melalui bedah caesar karena pinggul sempit atau karena posisi bayi sungsang atau melintang. Perkembangan embrio dalam rahim adalah sebagai berikut:
  1. Usia 4 minggu, mulai tampak mata dan telinga.
  2. Usia 8 minggu, mulai tampak tangan, jari tangan, hidung, dan kaki.
  3. Usia 10 minggu, sudah tampak sebagai bayi dengan kepala lebih besar dari badan.
  4. Usia 16 minggu, tampak organ sudah lengkap.
  5. Usia 38 minggu, sudah siap dilahirkan.

Penyakit Pada Sistem Reproduksi Manusia

Penyakit Tidak Menular

  • Kanker leher rahim dan kanker rahim
  • Kista
  • Kanker prostat (pada pria)
  • Impoten (lemah syahwat)

Penyakit Menular

  • Sifilis, disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.
  • Gonorhoe (GO/kencing nanah) disebabkan oleh bakteri Neisheria gonorhoe.
  • Keputihan, disebabkan oleh Trichomonas vaginalis yaitu hewan protozoa sejenis flagellata

Cara mencegah penyakit kelamin adalah sebagai berikut:

  • Menjaga kebersihan organ reproduksi (kewanitaan): membasuh dari arah depan ke belakang, membasuh dengan air daun sirih, sesering mungkin mengganti pakaian dalam, memilih bahan pakaian dalam terbuat dari katun untuk mengurangi kelembaban.
  • Menjauhkan diri dari perbuatan zina (suka berganti pasangan) baik ditempat pelacuran maupun dengan pasangan selingkuh.
  • Himbauan bagi para pezina untuk selalu memakai pelindung (kondom) bagi kaum prianya.

AIDS

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) bukan merupakan penyakit pada sistem reproduksi, namun AIDS dapat disebabkan karena adanya hubungan seksual oleh penderita AIDS. AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit karena turunnya sistem kekebalan tubuh. Penyebab AIDS adalah virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Sampai sekarang belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah seseorang tidak terinfeksi HIV. Jadi begitu seseorang terkena HIV, virus terus berada di dalam tubuh seseorang dan melemahkan sistem pertahanan tubuh (sel darah putih). Jika pertahanan tubuh sudah lemah, orang akan mudah diserang oleh berbagai macam penyakit. Penyakit-penyakit inilah yang dapat menyebabkan kematian.
Beberapa perilaku yang beresiko menularkan AIDS antara lain:
  • Hubungan seks dengan penderita AIDS
  • Menerima transfusi darah yang sudah tercemar HIV
  • Penggunaan jarum tindik atau pembuatan tato yang sudah tercemar HIV
  • Penggunaan jarum suntik yang sudah tercemar HIV
  • Ibu hamil yang terinfeksi HIV secara otomatis menularkan HIV pada bayi yang dikandung
Share:

Rangkuman Materi Ujian Nasional IPA Biologi

Rangkuman Materi UN IPA Biologi
Ujian Nasional tahun pelajaran 2012 / 2013 sebentar lagi...
Saat ini telah dilaksanakan untuk persiapan menuju ke arah Ujian Nasional dengan melaksanakan latihan-latihan ujian atau Uji Coba Ujian Nasional. Materi Ujian Nasional meliputi materi dari kelas VII, VIII, dan kelas IX. 
Namun apabila anda merasa sulit mempelajari dari buku paket, di bawah ini saya sediakan link download yang berupa :
Ringkasan Materi Ujian Nasional untuk mata pelajaran IPA Biologi. Silakan download di sini.
Untuk Kisi-Kisi Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2012 - 2013 bisa download di sini.
Untuk Kisi-kisi Ujian Nasional (UN) IPA Biologi SMP tahun pelajaran 2012-2013 silakan menuju ke sini.
Untuk Latihan Soal UN IPA Biologi ke-1 SMP tahun 2013 silakan menuju ke sini.
Untuk Latihan Soal UN IPA Biologi ke-2 SMP tahun 2013 silakan menuju ke sini.
Untuk Latihan Soal UN IPA Biologi Paket-3 2013 silakan menuju ke sini.
Untuk Latihan Soal UN IPA Biologi Paket-4 2013 silakan klik di sini.

“Buat murid-muridku tercinta yang hendak menghadapi UN, saya yakin Anda punya impian yang besar dalam hidup Anda. Dan saya yakin bahwa Anda telah sangat tahu langkah-langkah hebat yang akan Anda lakukan dari sekarang hingga ke depan. Maka sukses UN adalah sebuah langkah kecil yang amat mudah Anda lakukan. Dan belajar adalah langkah panjang yang semakin mendekatkan Anda pada impian. Selamat untuk kesuksesan Anda.”
 
Jujur, dalam setiap kesempatan memberikan motivasi, sebenarnya saya pun sedang memotivasi diri saya sendiri. Dan saya pun menjadikan orang-orang positif dan penuh semangat sebagai motivator saya. Ya, Anda juga bisa menjadi motivator saya.
Share:

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

Eksresi Pada Paru-Paru
Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Alat-alat ekskresi pada manusia meliputi organ-organ atau bagian tubuh tertentu, yaitu paru-paru, hati, ginjal dan kulit.
1. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru sebagai organ untuk bernapas mengeluarkan zat sisa pernapasan berupa karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Zat-zat ini berasal dari jaringan tubuh yang dibawa oleh darah dan dikeluarkan oleh paru-paru.
2. Hati (Hepar)
Hati merupakan organ tubuh yang berbentuk dua bongkahan berwarna merah, terletak di rongga perut sebelah kanan. Hati merombak protein dan zat sisa seperti ureum. Dalam hati terjadi perombakan sel darah merah (Eritrosit), zat besi (Fe), dan globin (Sejenis protein). Zat besi dan globin dipergunakan lagi dalam pembentukan sel darah merah baru, sedangkan hemin akan diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin) dan kemudian dibuang bersama urin.
Ekskresi Pada Hati
Empedu yang dihasilkan hati tersusun atas air, garam-garam mineral, urea, bilirubin disalurkan ke dalam kantung empedu dan kemudian akan masuk ke dalam usus halus. Cairan empedu yang dimanfaatkan di usus adalah garam-garam empedu (berwana kuning kehijauan), akan dikeluarkan bersama-sama feses dan urin.
3. Ginjal (Ren)
Ginjal jumlahnya sepasang, terletak di dalam rongga perut bagian belakang. Kedudukan ginjal sebelah kiri lebih tinggi sedikit daripada ginjal kanan. Dari ginjal keluar sepasang saluran yang disebut ureter. Ureter akan menuju ke kandung kemih. Dari kandung kemih, urin disalurkan keluar melalui saluran yang disebut uretra. Ginjal manusia berbentuk seperti kacang merah. Jika dibelah secara membujur, ginjal terdiri atas tiga lapisan, yakni korteks (kulit ginjal), medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal). 
Ekskresi Pada Ginjal
Ginjal terdiri atas ribuan saringan kecil yang disebut nefron. Suatu nefron terdiri atas kapsula Bowman, tubulus proksimal, tubulus distal, dan lengkung Henle. Di dalam kapsula Bowman terdapat glomerulus. Pembentukan urine atau air seni akan melewati bagian-bagian tersebut. 

Pembentukan urine terjadi melalui tiga tahap, yakni filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pembuangan). Setiap saat, ginjal senantiasa menyaring darah sehingga selalu terbentuk urine. Pada glomerulus, darah akan disaring dan dihasilkan air serta bahan terlarut lainnya (filtrasi). Hasil penyaringan tersebut dialirkan  melalui tubulus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus distal. Pada tempat tersebut, terjadi penyerapan kembali bahan-bahan yang masih diperlukan tubuh (reabsorpsi). Selain itu, terjadi juga pembuangan bahan-bahan yang tidak diperlukan tubuh (augmentasi) sehingga terbentuklah urine. Selanjutnya, urine akan mengalir menuju pelvis, ureter, kandung kemih, uretra, dan dikeluarkan dari tubuh.


Urine dari rongga ginjal, menuju ke kandung kemih melalui ureter. Saat kandung kemih penuh maka dindingnya menjadi tegang. Hal ini akan merangsang kita untuk membuang urine. Saat dinding kandung kemih tegang, dinding saluran urin (uretra) berelaksasi. Pengeluaran urin sesuai kehendak kita, yaitu dengan memerintahkan otot spinkter di ujung uretra untuk berkontraksi atau berelaksasi. Bila diperintahkan untuk kontraksi maka urin akan tertahan. Sebaliknya, bila relaksasi urin akan dikeluarkan.

4. Kulit (Integumen)
Ekskresi Pada Kulit
Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh. Kulit mengeluarkan keringat yang mengandung unsur air dan garam mineral (NaCl). Kulit tersusun dari bagian-bagian sebagai berikut:
  • Kulit Ari (epidermis)
    • Lapisan tanduk, terdiri atas sel-sel mati yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf. Bagian ini sering terjadi pengelupasan.
    • Lapisan malphigi, tersusun dari sel-sel yang hidup, mengandung pigmen kulit dan pro vitamin D.
  • Kulit Jangat (dermis)
    • Pembuluh kapiler, berfungsi memberi makan akar rambut sehingga sel kulit tetap hidup.
    • Kelenjar keringat (Glandula sudorifera), berfungsi menghasilkan keringat yang bermuara pada pori-pori.
    • Kelenjar minyak (Glandula subaceae), berfungsi menghasilkan minyak agar kulit tidak kering dan mengerut.
    • Kantong rambut, berfungsi menegakkan akar rambut waktu dingin dan waktu takut.
    • Kumpulan saraf, meliputi saraf peraba ( hasar dan halus), saraf perasa (panas, dingin, nyeri).
 Fungsi kulit secara menyeluruh adalah sebagai berikut:
  1. Sebagai pelindung dari benturan, zat kimia, bakteri, dan sinar matahari.
  2. Sebagai indra peraba dan perasa.
  3. Penyimpan kelebihan lemak.
  4. Tempat mengubah pro vitamin D menjadi vitamin D.
  5. Pengatur suhu tubuh.
  6. Sebagai alat ekskresi dan sekresi
Share:

Sunday, March 9, 2014

Organisasi Kehidupan

Organisme yang ada dipermukaan bumi ini sangat beragam mulai dari organisme yang paling sederhana yaitu yang terdiri dari satu sel sampai organisme yang komplek yaitu terdiri dari banyak sel. Organisme yang terdiri dari satu sel disebut uniseluler, contohnya: Bakteri, Amoeba, Paramaecium, dan Euglene. Sedang organisme yang terdiri dari banyak sel disebut multiseluler, contoh organisme yang dapat dilihat dengan mata biasa.
 
Untuk materi biologi SMP kelas 7 tentang pembahasan organisasi kehidupan secara garis besar dapat dirangkum sebagai berikut : 
  1. Makhluk hidup memiliki ciri-ciri meliputi : bergerak, peka terhadap rangsang, memerlukan makan, bernafas, tumbuh dan berkembang, berkembangbiak, adaptasi, regulasi dan ekskresi.
  2. Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk mempermudah mengenal dan mempelajari makhluk hidup yang beranekaragam. Klasifikasi tersebut berdasarkan adanya persamaan dan perbedaan ciri-ciri makhluk hidup.
  3. Tingkatan dalam klasifikasi disebut takson yang terdiri dari : filum (division untuk tumbuhan), kelas, ordo, familia, genus dan species.
  4. Untuk mempermudah membuat tingkatan dalam klasifikasi dapat menggunakan kunci determinasi yang memuat uraian tentang ciri-ciri makhluk hidup.
  5. Makhluk hidup terdiri dari satu sel disebut dengan monoseluler dan bersel banyak disebut uniseluler.
  6. Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup.
  7. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang sama bentuk dan fungsinya.
  8. Organ adalah kumpulan jaringan-jaringan yang sama bentuk dan fungsi.
  9. Sistem organ adalah kumpulan dari beberapa organ yang membentuk suatu sistem.
  10. Organisme adalah kumpulan dari berbagai sistem organ yng membentuk kehidupan.
Pengayaan : 
Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke yaitu ringa kecil-kecil yang tidak ada isinya. Schleiden dan Schwann mengadakan pengamatan sel tumbuhan dan sel hewan yang ahkirnya menemukan teori sel. Robert Brown pengadakan pengamatan benda-benda yang ada di dalam sel yang kemudian menemukan inti sel. Felix Durjadin memperhatikan sel yang hidup dan menemukan cairan yang ada dalam sel yang disebut protoplasma.
Share:

Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi Makhluk Hidup
 
Di bumi keanekaragaman makhluk hidup sangat beranekaragam dan semakin lama bertambah banyak, tentu saja keanekaragaman juga tertambah. Dengan adanya makhluk hidup yang jumlahnya berjuta-juta itu bagaimana kita akan mempelajarinya? Untuk mempelajari makhluk hidup tersebut, manusia berusaha menyederhanakan makhluk hidup dengan menggolong-golongkan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki.

Di dalam kelompok yang mempunyai ciri-ciri yang sama tersebut pastilah ditemukan lagi perbedaan-perbedaan. Kemudian dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, sehingga akan diperoleh kelompok terkecil dengan persamaan ciri yang sama. Ilmu yang mempelajari pengelompokkan makhluk hidup dengan suatu sistem tertentu disebut klasifikasi atau taksonomi. Lebih jelasnya, simak penjelasan tentang klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri berikut ini!
 
Pada abad ke-18 Carolus Linnaeus (1707 – 1778), seorang ahli biologi dari Swedia memperkenalkan klasifikasi berdasarkan persamaan struktur. Makhluk hidup yang mempunyai struktur tubuh yang sama ditempatkan dalam satu kelompok. Bila dalam satu kelompok ditemukan perbedaan–perbedaan, maka dipisahkan dalam kelompok yang lebih kecil lagi begitu seterusnya. Hal ini menghasilkan setiap kelompok kecil mempunyai persamaan ciri. Dengan cara seperti ini maka makhluk yang ada dipermukaan bumi ini dibedakan menjadi dua (2) kelompok dunia kehidupan besar yaitu: dunia hewan atau Animalia dan dunia tumbuhan atau Plantae. Selanjutnya setiap dunia akan dibagi menjadi kelompok-kelompok lebih kecil yang disebut dengan takson-takson. Dunia hewan akan dibagi menjadi takson-takson sebagai berikut:

a. Kingdom atau kerajaan.
b. Filum.
c. Class atau kelas.
d. Ordo atau bangsa.
e. Familia atau suku.
f. Genus atau marga.
g. Species atau jenis.


Dalam dunia tumbuhan dibagi menjadi takson-takson sebagai berikut:
a. Kingdom atau kerajaan.
b. Divisi.
c. Class atau kelas.
d. Ordo atau bangsa.
e. Familia atau suku.
f. Genus atau marga.
g. Species atau jenis.


Selain itu, di dalam klasifikasi makhluk hidup menggunakan sistem yang disebut dengan Sistem Binomial Nomenklatur (Sistem nama ganda). Di dalam sistem Binomial Nomenklatur mempunyai aturan-aturan sebagai berikut:
  1. Species terdiri dari dua kata, kata pertama menunjukkan genus dan kata kedua menunjukkan sifat spesifikasinya. 
  2. Kata pertama diawali dengan huruf besar dan kata kedua dengan huruf kecil.
  3. Menggunakan bahasa latin atau ilmiah atau bahasa yang dilatinkan dengan dicetak miring atau digaris bawahi.
Contoh : Nama species Pisang ; Musa paradisiaca L
Genus : Musa
Species : paradisiaca
Pelaku pengidentifikasi oleh Linnaeus disingkat dengan L 
 
Beberapa alasan dalam klasifikasi menggunakan bahasa latin, karena:
  1. Agar tidak ada kekeliruan dalam mengidentifikasi makhluk hidup karena tidak ada nama makhluk hidup yang sama persis. 
  2. Nama ilmiah jarang berubah. 
  3. Nama ilmiah ditulis dalam bahasa yang sama di seluruh dunia.
Menurut RH.Whittaker yang didukung oleh banyak ahli biologi, pada tahun 1969 dikembangkan klasifikasi makhluk hidup menggunakan sistem lima kingdom sebagai berikut :
1 . Monera
2 . Protista
3 . Fungi
4 . Plantae
5 . Animalia
Share:

Ciri-Ciri Makhluk Hidup

Ciri-Ciri Makhluk Hidup


Pada umumnya ciri makhluk hidup ada 9 yaitu  bergerak, peka terhadap rangsang(iritabilitas), memerlukan makan (nutrisi), bernafas (respirasi), tumbuh dan berkembang, berkembangbiak (reproduksi), adaptasi, regulasi, dan ekskresi. Berikut ini merupakan penjelasan ciri-ciri makhluk hidup secara lengkap :

 
1 . B e r g e r a k
Bergerak adalah merupakan perubahan posisi, baik seluruh tubuh atau sebagian. Hal ini disebabkan oleh adanya tanggapan terhadap rangsang. Gerak yang dilakukan pada tumbuhan antara lain : gerak menutupnya daun putri malu jika disentuh, gerak ujung batang dari bawah ke atas ke arah sinar matahari, dan gerak membukanya biji lamtoro disebabkan perubahan kadar air. Pada hewan juga terdapat gerak, antara lain : gerak aktif pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa otot, gerak pasif pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa tulang, dan gerak pada manusia yaitu berjalan, berlari dan lain-lain.

2 . Peka Terhadap Rangsang (iritabilitas)
Tumbuhan, hewan dan manusia mempunyai kepekaan terhadap rangsang (iritabilitas). Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut: 
  • Pada tumbuhan, daun putri malu bila diberi rangsang sentuhan akan menanggapi rangsang dengan menutup daunnya.
  • Pada hewan, ayam ketika fajar menyingsing akan berkokok.
  • Manusia jika diberi bau yang merangsang akan menanggapi rangsang, misalnya bersin.
3 . Memerlukan Makan (nutrisi)
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Hal ini bertujuan agar dapat mempertahankan hidup, menghasilkan energi, dan pertumbuhan. Setiap makhluk hidup mempunyai cara yang berbeda-beda dalam memperoleh makanan. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Hewan dan manusia tidak dapat membuat makanan sendiri, tetapi tergantung pada makhluk hidup lainnya.

4 . Bernafas (respirasi)
Bernafas yaitu pengambilan oksigen untuk oksidasi makanan, sehingga memperoleh energi dan mengeluarkan karbondioksida sebagai zat sisa. Hewan vertebrata di darat bernafas dengan paru-paru, ikan bernafas dengan insang, cacing bernafas dengan kulit. Tumbuhan, pada daun bernafas melalui stomata, pada batang melalui lentisel dan di akar melalui bulu-bulu akar. Manusia bernafas dengan paru-paru.

5 . Tumbuh dan Berkembang
Tumbuh adalah bertambahnya volume atau ukuran makhluk hidup yang irreversible. Berkembang adalah proses menuju kedewasaan yang dipengaruhi oleh hormon, nutrisi dan lingkungan.

6 . Berkembangbiak (reproduksi)
Berkembangbiak adalah memperbanyak diri untuk mempertahankan kelestarian jenisnya. Cara berkembangbiak sebagai berikut :
  • Secara kawin/generatif, yaitu perkembangbiakan yang melibatkan sel telur dan sel sperma.
  • Secara tak kawin/vegetatif, yaitu perkembangbiakan yang tidak melibatkan sel telur dan sel sperma, melainkan melibatkan sel tubuh.
7 . A d a p t a s i
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan untuk mempertahankan diri. Terdapat tiga macam adaptasi, yaitu:
  • Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian diri terhadap alat-alat tubuhnya. Contoh: burung elang mempunyai kuku yang tajam untuk menerkam mangsa. Bunga teratai mempunyai daun yang lebar untuk memperluas bidang penguapan.
  • Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuian diri terhadap lingkungan dengan fungsi alat-alat tubuh. Contoh : Manusia menambah jumlah sel darah merah bila berada di pegunungan. Kotoran unta kering , tetapi urinenya kental
  • Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan tingkah lakunya. Contoh: Bunglon mengubah warna tubuhnya, ikan paus muncul ke permukan secara periodik.
8 . Re g u l a s i
Regulasi adalah proses pengaturan keserasian di dalam tubuh organisme yang diatur oleh syaraf dan hormon. 
 
9 . E k s k r e s i
Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa-sisa metabolisme tubuh. Dalam proses oksidasi makanan selain menghasilkan energi, tubuh organisme juga menghasilkan zat sisa yang harus dikeluarkan dari tubuh. Apabila zat sisa tersebut tidak dikeluarkan akan membahayakan tubuh. Contoh: Manusia mengeluarkan karbondioksida melalui paru–paru, ikan mengeluarkan karbondioksida melalui insang.
Share:

Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja
 
Pernahkah kalian mengadakan pengamatan di dalam laboratorium? Apa yang harus kamu lakukan? Di dalam pengamatan tidak terlepas dari kegiatan percobaan atau eksperimen. Eksperimen sangat menarik, tetapi sekaligus juga dapat membahayakan. Untuk itu kita harus benar-benar memahami dan mampu memperlakukan alat dan bahan secara aman, sehingga memperkecil resiko terjadinya kecelakaan. Hal-hal apa saja yang harus dipahami oleh seseorang yang akan melakukan kegiatan eksperimen? Nah, simak penjelasan berikut!
 
1 . Alat dan bahan laboratorium
Di dalam laboratorium terdapat beberapa jenis alat dan bahan, serta perlengkapan laboratorium lainnya. Pengadaan alat dan bahan harus C Keselamatan Kerja diperlakukan sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan alat dan bahan laboratorium didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai. Alat adalah suatu benda yang digunakan dalam melakukan kegiatan praktikum, eksperimen dan penelitian. Bahan adalah suatu benda yang diteliti atau diuji dalam praktikum dan eksperimen. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan terhadap alat dan bahan yang digunakan? Untuk mencegah terjadinya bahaya dari alat dan bahan yang digunakan, maka perlu diperhatikan hal-hal di bawah ini:
  • Biasakan membawa peralatan dari kaca dengan sikap vertikal dengan menggunakan kedua tangan, dan jangan dijinjing. 
  • Gunakan pipet isap atau tekan karet dengan pijitan. 
  • Jangan menengok isi tabung reaksi dari arah lubang, terutama ketika atau selesai dipanaskan. 
  • Jangan menghadapkan mulut tabung reaksi yang sedang atau setelah dipanaskan ke arah tubuh orang lain. 
  • Perhatikan penggunaan alat yang terbuat dari kaca dalam kegiatan pemanasan. Kaca yang tahan panas adalah pyrex. 
  • Pahami secara betul dalam memperlakukan bahan-bahan terutama bahan kimia. 
  • Jangan meletakkan botol yang berisi bahan kimia langsung terkena sinar matahari. 
  • Alat yang berputar kuat letakkan pada tempat yang kokoh.
2 . Bahan-bahan Kimia Yang Berbahaya
Terdapat bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi manusia, antara lain :
 
a . Aluminium sulfat (AlSO4)
Berbentuk kristal berwarna putih, larut dalam air. Aluminium sulfat digunakan sebagai pengganti tawas.
 
b . Amoniak pekat (NH4OH)
Larutan pekat gas amoniak dalam air, jika terkena kulit dan mata dapat menyebabkan iritasi. Dalam wujud uap dapat mengganggu alat pernafasan. Amoniak pekat jika tertelan sangat berbahya.
 
c . Asam sulfat (H2SO4)
Asam sulfat merupakan zat cair tak berwarna, beracun dan sangat korosif. Asam sulfat dapat menimbulkan luka bakar pada kulit, mata, dan dapat merusak pakaian.
 
d . Asam klorida (HCl)
Asam klorida merupakan zat cair, bersifat racun, korosif, dan dalam wujud uap dapat merusak kulit, mata, dan alat pernafasan.
 
e . Etanol (C2H3OH)
Etanol sering disebut alkohol. Etanol mempunyai sifat mudah terbakar dan digunakan sebagai pelarut.
 
f . Formalin 40% (HCHO)
Formalin bersifat racun, baik berwujud cair maupun gas. Formalin digunakan untuk membunuh hama.
 
g . Klorofrom (CHCl3)
Kloroform merupakan zat cair tak berwarna dan bersifat beracun. Kloroform digunakan sebagai obat bius dalam laboratorium.
 
h . Metilin Biru
Metilin berwujud zat padat berwarna biru tua. Bahan kimia ini digunakan sebagai pewarnaan inti sel.
 
i . Natrium hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida merupakan zat padat berwarna putih, mudah menyerap uap air, udara, bersifat racun dan korosif. Natrium hidroksida termasuk bahan berbahaya yang dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata.
 
j . Kobalt klorida (CoCl6H2O)
Kobalt klorida merupakan zat padat, kristal berwarna merah, sangat mudah menyerap air, dan dapat mengikat uap air. Kobalt klorida digunakan untuk menguji kelembaban udara.
 
k . Natrium Klorida (NaCl)
Natrium klorida merupakan zat padat berwarna putih, berbentuk kristal. Natrium klorida disebut juga garam dapur.
 
3 . Simbol-Simbol Keselamatan Kerja
Terdapat bahan-bahan kimia yang bersifat berbahaya. Agar dapat dikenali, maka diberi simbol. Simbol yang diberikan menunjukkan sifat dari bahan kimia yang terdapat di dalamnya. Perhatikan tabel 9.1 berikut ini!

tabel 9.1 Simbol beberapa bahan kimia
Simbol beberapa bahan kimia

Kata Kunci :

cara mengatasi jika terkena natrium hidroksida,artikel simbol simbol keselamatan kerja di laboratorium,materi keselamatan kerja dalam laboratorium kelas 7,materi keselamatan kerja di lab,natrium hidroksida beracun tidak?,racun asam flourida,Ringkasan Perlengkapan laboratorium IPA,sebuah gambar pada botol yang berisi asam sulfat,simbol bahan kimia berbahaya dan keterangannya,simbol kelas ipa
Share:

Mikroskop

Pada abad ke-16 berkat penemuan seorang ilmuwan, makhluk hidup yang tidak dapat terlihat menjadi dapat terlihat dengan menggunakan suatu alat. Alat tersebut ialah mikroskop, yang memungkinkan seseorang dapat mengamati benda atau makhluk hidup yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop yang sering digunakan di sekolah adalah mikroskop monokuler atau cahaya (latin : mono = satu; oculus = mata). Mikroskop ini digunakan dengan satu mata, sehingga bayangan yang terlihat hanya mengenai panjang dan lebar benda yang diamati. Benda atau obyek yang akan diamati dengan mikroskop ini, harus memiliki ukuran yang kecil, tipis sehingga dapat ditembus cahaya. Perhatikan gambar 1.1 berikut ini!
 
Mikroskop terdiri dari dua bagian, yaitu:

1 . Bagian mekanik
Pada bagian mekanik terdiri dari:
  • Kaki mikroskop berfungsi untuk menyangga mikroskop. 
  • Pilar atau sendi inklinasi sebagai penghubung antara kaki dengan lengan mikroskop.
  • Pengatur kondensor berfungsi untuk menarik turunkan kondensor.
  • Kondensor berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke benda yang sedang diamati
  • Lengan mikroskop berfungsi sebagai pegangan mikroskop.
  • Engsel penggerak berfungsi sebagai penghubung lengan dengan kaki mikroskop
  • Meja preparat berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati.
  • Penjepit preparat atau pemegang sediaan berfungsi untuk menjepit preparat yang akan diamati agar tidak bergeser.
  • Tabung berfungsi menghubungkan antara lensa objektif dan lensa okuler.
  • Revolver berfungsi untuk menempatkan lensa objektif.
  • Sekrup pemutar kasar berfungsi untuk menggerakkan tabung mikroskop secara cepat dari atas ke bawah. 
  • Sekrup pemutar halus berfungsi untuk menggerakkan tabung ke arah atas dan bawah secara lambat. Alat ini dipakai jika objek telah terfokus dengan memutar pemutar kasar.
2 . Bagian optik
Pada bagian optik terdiri dari:
  • Dua buah cermin, yaitu sebuah cermin datar dan sebuah cermin cekung. Fungsi cermin adalah untuk mencari, mengumpulkan, dan mengarahkan sinar pada objek yang diamati. Cermin datar untuk sumber cahaya yang cukup terang dan cermin cekung untuk sumber cahaya yang kurang terang . 
  • Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya sinar yang dipantulkan cermin menuju ke mata.
  • Lensa objektif, berfungsi untuk memperbesar bayangan objek, terletak pada revolver.
  • Lensa okuler, berfungsi untuk memperbesar bayangan objek, terletak pada bagian atas tabung.
 
Bagaimanakah cara menggunakan mikroskop dengan benar? Untuk dapat menggunakan mikroskop dengan benar perhatikan langkahlangkah sebagai berikut:
  • Menemukan lapang pandang dengan mengatur penyinaran Untuk menghasilkan lapang pandang adalah dengan mengatur cermin sambil melihat lensa okuler agar sinar masuk ke diafragma, sehingga menghasilkan pemantulan yang optimal. Bagian yang terang berbentuk bulat dinamakan lapang pandang. 
  • Mengatur fokus mikroskop atau bayangan dengan perbesaran lemah Letakkan preparat di atas meja preparat, dijepit dengan penjepit sambil mengamati mikroskop dari samping tabung mikroskop diturunkan dengan pemutar kasar, lakukan secara hati-hati hingga lensa objektif tidak menyentuh preparat. Kemudian lihatlah melalui lensa okuler dan dengan perlahan-lahan naikkanlah tabung mikroskop sehingga objek terlihat jelas. Setelah objek tampak, putarlah pemutar halus ke depan atau ke belakang sehingga mendapatkan bayangan sebaik-baiknya. Perbesaran mikroskop diperoleh dengan cara mengalikan angka pada lensa objektif dengan angka yang tertera pada lensa okuler. Misalnya 5x lensa objektif 10x lensa okuler maka perbesarannya 50x.
  • Mengatur fokus mikroskop (bayangan dengan perbesaran kuat) Untuk memperoleh bayangan, dapat dilakukan dengan mengubah lensa objektif yang memiliki perbesaran lemah dengan yang lebih kuat. Misalnya lensa objektif perbesaran 5x dapat diganti dengan 10x atau 40x dengan memutar revolver sampai terdengar suara terdetak. Pemutar halus diputar ke depan atau ke belakang agar diperoleh objek yang lebih jelas.
  • Mengatur Mikroskop dengan posisi disimpan Setelah mikroskop selesai digunakan, aturlah mikroskop dengan posisi siap disimpan dengan cara sebagai berikut :
bagian-bagian mikroskop
1) Tabung mikroskop dinaikkan.
2) Preparat diambil.
3) Lensa objektif terlemah diturunkan serendah-rendahnya diputar persis sampai lubang meja mikroskop.
4) Diafragma ditutup kembali.
5) Kondensor diturunkan dan cermin dalam posisi tegak.
6) Angkat mikroskop dengan hati-hati tangan kanan memegang lengan mikrokop dan topang kaki mikroskop dengan tangan kiri kemudian masukkan ke tempatnya dan dikunci. 
 
Cara membuat preparat:
1) Membuat preparat tanpa penyayatan:
Untuk membuat preparat basah tanpa penyayatan, misalnya pada waktu pengamatan mikroorganisme yang ada dalam air. Caranya: air yang akan diamati, diambil dengan pipet tetes dan tempatkan pada kaca obyektif dan tutup dengan kaca penutup, amati dengan mikroskop.

2) Membuat preparat dengan penyayatan:
Membuat preparat pada organ tubuh organisme, misalnya penampang daun, batang, akar, otot dan lain-lain Caranya: menyayat organ setipis mungkin, untuk membuat sayatan yang baik dan tipis dengan alat yang disebut mikrotom, tetapi bila tidak mempunyai mikrotom dapat dengan menggunakan silet yang tajam.

Kata Kunci :

mikroskop,Artikel Mikroskop,bagian yang terang berbentuk bulat terlihat dari lensa okuler disebut,cara membuat preparat,cara memasang mikroskop,Jelaskan perbedaan fungsi antara cermin datar dan cermin cekung pada suatu mikroskop,ipa kls 7 preparat basah pake pewarna,gambar mikroskop dan fungsinya serta cara menggunakannya,fungsi sayatan tipis pada pembuatan preparat basah,yhs-looksafe_ds_trans
Share:

Kerja Ilmiah

Jika seseorang ingin mengetahui sesuatu melalui pengamatan, tidak akan berhasil baik apabila pengamatan yang dilakukan tanpa melalui langkah atau metode yang terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan abiotik. Biotik adalah bagian alam yang bersifat hidup, sedangkan abiotik adalah benda alam yang bersifat mati.


Langkah atau metode yang paling tepat digunakan di dalam pengamatan yaitu metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu perangkat untuk memecahkan masalah, mengetahui penyebab sehingga memiliki kesimpulan yang dapat masuk akal dan dapat dipercaya. Untuk itu, metode ilmiah dan bersikap ilmiah digunakan seseorang dalam melakukan pengamatan.


Adapun langkah-langkah metode ilmiah, sebagai berikut:
  1. Menemukan masalah dan merumuskan masalah. 
  2. Mengumpulkan keterangan untuk memecahkan masalah.
  3. Menyusun dugaan atau hipotesa untuk memperoleh jawaban sementara.
  4. Menguji dugaan dengan mengadakan percobaan atau eksperimen.
  5. Menarik kesimpulan. 
  6. Menguji kesimpulan dengan mengulang percobaan.
Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang pengamat antara lain, sebagai berikut:
1. Mencintai kebenaran 
Sikap ini mendorong seseorang berlaku jujur dan obyektif.
2. Tidak purba sangka 
Tidak berpikir secara prasangka tidak baik dan tidak masuk akal.
3. Bersifat toleran terhadap orang lain
Pengetahuan tidak mutlak sempurna, maka menghargai pendapat orang lain dapat digunakan untuk memperbaiki, melengkapi, menyempurnakan pengetahuan dan tidak memaksa orang lain.
4. Ulet 
Tidak putus asa dan selalu berusaha untuk mencari kebenaran walaupun sering tidak memperoleh apa-apa.
5. Teliti dan hati-hati
Teliti dalam melakukan sesuatu dan hati-hati dalam mengambil kesimpulan dan mengeluarkan pendapat.
6. Ingin tahu 
Rasa ingin tahu merupakan titik awal dari pengetahuan dengan didorong untuk ingin tahu lebih banyak dalam melakukan sesuatu.
7. Optimis 
Selalu optimis karena terbiasa dengan percobaan atau eksperimen. Dalam eksperimen terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi percobaan.


Faktor-faktor tersebut dinamakan variabel. Terdapat empat macam variabel, yaitu :
1. Variabel bebas atau variabel manipulatif
Variabel bebas adalah faktor yang sengaja dibuat berbeda atau diubah.
2. Variabel terikat atau variabel respon 
Variabel terikat adalah variabel yang diperoleh oleh variabel lain.
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah yang harus dikendalikan.
4. Variabel pengganggu 
Variabel pengganggu adalah faktor yang dapat mempengaruhi hasil percobaan, tetapi tidak dapat diperkirakan sebelumnya.
Dari pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil yang disebut data. Terdapat dua (2) macam data, yaitu:

1. Data kualitatif yaitu data yang disajikan tidak dalam bentuk angka.
2. Data kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka.
 
Hasil dan kesimpulan dari percobaan atau pengamatan dilaporkan dalam suatu jurnal yang disebut jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah adalah majalah yang memuat artikel atau tulisan yang berisi laporan hasil penelitian.

Bentuk jurnal ilmiah beragam, ada yang terbit mingguan, bulanan atau tiga bulan sekali. Dengan berkembangnya IPTEK jurnal ilmiah dapat dilihat melalui internet.

Kata Kunci :

kerja ilmiah,Urutan kerja ilmiah,kinerja ilmiah,karya ilmiah biologi,contoh karya ilmiah biologi smp,Kinerja ilmiah kelas VII,kumpulan karya ilmiah biologi,macam macam data ilmiah,macam variabel dalam pengamatan,percobaan iptek ipa smp
Share:

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
a. Definisi
Tidak begitu mudah untuk memberikan suatu definisi yang memadai mengenai sistem pendidikan nasional. Konsep sistem pendidikan nasional akan tergantung pada konsep tentang sistem, konsep tentang pendidikan dan konsep tentang  pendidikan nasional. Perlu pula disadari bahwa konsep me-ngenai pendidikan dan sistem pendidikan nasional tidak bisa semata-mata disimpulkan dari praktek pelaksanaan pendidikan yang terjadi sehari-hari di lapangan, melainkan harus dilihat dari segi konsepsi atau ide dasar yang me-landasinya seperti yang biasanya tersurat dan juga tersirat dalam ketetapan-ketetapan Undang-undang Dasar, Undang-undang Pendidikan dan peraturan-peraturan lain mengenai pendidikan dan pengajaran.
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1950 yang merupakan produk perta-ma undang-undang pendidikan dan pengajaran sesudah masa kemerdekaan tidak memberikan definisi tentang konsep pendidikan, konsep pendidikan na-sional, maupun konsep sistem pendidikan nasional. Hanya saja, dalam kata pembukanya yang ditulis oleh Mr. Muhd. Yamin, Menteri Pendidikan, Penga-jaran dan Kebudayaan pada waktu itu, dikemukakan bahwa pendidikan nasi-onal merupakan landasan pembangunan masyarakat nasional, yaitu masya-rakat yang berkesusilaan nasional. Oleh karena itu, sistem pendidikan dan pe-ngajaran lama secara berangsur-angsur harus digantikan dengan sistem pendi-dikan dan pengajaran nasional yang demokratis. Memang dapat dimak1umi, bahwa pada masa-masa itu konsep dan gagasan pendidikan nasional meru-pakan reaksi dari sistim pendidikan kolonial yang bersifat diskriminatif dan elitis.
Pengertian yang 1ebih jelas mengenai pendidikan, pendidikan na-siona1 dan sistem pendidikan nasiona1 dapat dijumpai dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem  Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang ini    pendidikan    didefinisikan sebagai “Usaha sadar dan terencana un-tuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” ( Pasal 1, ayat 1 ). Pendidikan nasional didefinisikan sebagai “pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. (pasal 1 ayat 2 ). Sedangkan yang dimaksud dengan sistem pendidikan nasional adalah “keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional” (pasal 1 ayat  3 ). Jadi dengan demikian, sistem (pendi-dikan nasiona1 dapat dianggap sebagai jaringan satuan-satuan pendidikan yang dihimpun secara terpadu dan dikerahkan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Unsur-unsur Pokok Sistem Pendidikan nasional
Kazik (1969:1) mendefinisikan sistem sebagai “organisme yang diran-cang dan dibangun strukturnya secara sengaja, yang terdiri dari komponen-kumponen yang berhubungan dan berinteraksi satu sama lain yang harus berfungsi sebagai suatu kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan khusus yang telah ditetapkan sebelumnya”. Suatu sistem memiliki tiga unsur pokok: (1) tujuan, (2) isi atau  komponen, dan (3) proses. Kalau pendidikan nasional kita benar-benar merupakan suatu sistem, maka ia setidak-tidaknya memiliki tiga unsur pokok tersebut. Di samping itu, komponen-komponen sistem tersebut harus berhubungan dan berinteraksi secara terpadu. Suatu sistem (termasuk sistem pendidikan) dibangun dengan maksud untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu. Sistem dibangun dari komponen-komponen dan kom-ponen-komponen bagian yang semuanya itu membentuk isi suatu sistem sebagai piranti untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Mekanisme dan prosedur beroperasinya serta berfungsinya komponen-komponen suatu sistem dalam upaya mewujudkan tujuan sistem merupakan proses sistem tersebut.
1) Tujuan Pendidikan Nasional
Apa tujuan yang ingin diwujudkan oleh pendidikan nasional?. Kalau  pendidikan  nasional  didefinisikan sebagai pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta berakar pada nilai-nilai agama dan kebudayaan nasional, maka pendidikan nasional dan sistem pendidikan nasional akan terbatas pengertiannya pada pendidikan dan sistem pendidikan pada masa sesudah proklamasi kemerdekaan, karena pendidikan pada masa penjajahan secara formal tidak berakar pada kebudayaan nasional dan tidak berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Sebagai konsekuensinya, rumusan-rumusan mengenai tujuan pendidikan nasional harus dicari dari dokumen-dokumen pada masa sesudah proklamasi kemerdekaan.
Sejak proklamasi kemerdekaan, tujuan pendidikan telah mengalami beberapa kali perubahan, mengikuti perubahan situasi politik yang terjadi pada masa-masa tersebut misalnya, pada masa permulaan kemerdekaan, tujuan pendidikan terutama berorientasi pada usaha “menanamkan jiwa patriotisme” (S.K. Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No. 104/Bhg. 0, tanggal 1 Maret 1946}, karena pada masa itu negara ingin menghasilkan patriot bangsa yang rela berkorban untuk negara dan bangsa. Dengan semangat tersebut diharapkan kemerdekaan bisa dipertahankan dan dengan semangat itu pula kemerdekaan akan diisi.
Dengan keluarnya Undang-undang No. 4 Tahun 1950, rumusan tujuan pendidikan dan pengajaran mengalami perubahan. Pasal 3 undang-undang tersebut menetapkan bahwa “tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air”. Tekanan tampaknya diletakkan pada pembentukan warga negara yang demokratis dan warga negara yang bertanggung jawab sebagai antitesa warga masyarakat terjajah. Tujuan pendidikan ini tidak mengalami perubahan sampai pada saat undanq-undang No. 4 Tahun 1950 diberla-kukan untuk seluruh wilayah Republik Indonesia sebagai Undang-undang no. 12 tahun 1954.
Pada tahun 1965, pada saat Indonesia berada di bawah gelora Manipol/Usdek, rumusan pendidikan nasional disesuaikan dengan situasi politik pada masa itu. Melalui Keputusan Presiden Repu1ik  Indonesia No. 145 tahun 1965 tujuan pendidikan nasional dirumuskan sebagai berikut :
“Tujuan Pendidikan Nasional kita baik yang dise1enggarakan oleh pihak Pemerintah maupun Swasta, dari Pendidikan Prasekolah sampai Pendidikan Tinggi, supaya melahirkan warga negara Sosialis Indonesia yang susila, yang bertanggung jawab atas terse1eng-garanya masyarakat Sosialis Indonesia, adi1 dan makmur baik spirituil dan materiil dan yang berjiwa Pancasila, yaitu:
(a) Ke-Tuhanan yang Maha Esa
(b) Prikemanusiaan yang adil dan beradab,
(c) Kebangsaan
(d) Kerakyatan
(e) Keadilan Sosial seperti dijelas-kan dalam Manipol/Usdek”.
Sesudah terjadinya peristiwa G30S/PKI, kembali rumusan tujuan pendidikan mengalami perubahan. Berdasarkan ketetapan Majelis Permu-syawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia No. XXVII/MPRS /1966, tujuan pendidikan dirumuskan sebagai berikut: “Membentuk manusia Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dan isi Undang-undang Dasar 1945″. Pada  masa  ini  tujuan  pendidikan  tampaknya  diti-tikberatkan pada pembentukan manusia Pancasilais sejati, karena pada masa itu  barangkali  banyak  ditemukan  manusia  Pancasilais  palsu yung tidak sepenuhnya berpegang pada Pancasila dan UUD 1945 yang murni.
Pada tahun 1973, MPR hasil pemilihan umum menge1uarkan ketetapan No. IV/MPH/1973 yang dikenal dengan nama Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Dalam ketetapan tersebut dirumuskan pula tujuan nasional pendidikan yang baru berbunyi sebagai berikut :
“Pendidikan pada hakikatnya ada1ah usaha sadar untuk mengem-bangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. 0leh karenanya, agar pendidikan dapat dimiliki o1eh se1uruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu, maka pendidikan ada1ah tanggung jawab keluarga, masyarakat dan Pemerintah. Pembangunan di bidang pendidikan didasarkan atas Falsafah Negara Pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangunan yang berPancasila dan untuk membentuk Manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memi1iki pengetahuan dan keterampilan, dapat me-ngembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, men-cintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang temaktub dalam dalam Undang-undang Dasar 1945″.
Rumusan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang No. 2 Tahun 1989.   Pasal 4 undang-undang tersebut  menyatakan  bahwa :
“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan yang berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampi1an , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Sementara itu, rumusan tujuan pendidikan nasional yang terbaru dapat dibaca dalam UU No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yang menegaskan bahwa : “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Mempelajari rumusan-rumusan tujuan pendidikan yang dikemukakan di atas beberapa kesimpulan dapat ditarik:
a) Tujuan pendidikan nasional cukup sering berubah mengikuti perubahan situasi politik yang terjadi pada suatu masa.
b) Tujuan pendidikan yang  dirumuskan pada umumnya sangat idea1istis, dan tampaknya kurang memperhatikan kemungkinan-kemungkinan kesulitan dalam pelaksanaannya di1apangan.
c) Perubahan tujuan tampaknya tidak secara maksimal diikuti dengan perubahan strategi dan piranti yang memungkinkan tujuan tersebut dapat diwujudkan.
2) Komponen-Komponen Sistem Pendidikan Nasional
Lepas dari sega1a variasi rumusan tujuan pendidikan yang telah dike-mukakan di atas, pendidikan nasional merupakan suatu proses yang di-maksudkan untuk membentuk sejumlah kemampuan manusia Indonesia dari berbagai tingkat usia dan golongan yang meliputi: kemampaun kepribadian dan moralitas, kemam-puan inte1ektua1, kemampuan sosial  kemasyarakatan,  kemampuan vokasional, kemampuan jasmani dan kemampuan-kemampuan lainnya. Untuk mewujudkan tujuan yang beraneka ragam tersebut diperlukan satuan-satuan dan jalur-jalur pen-didikan yang merupakan komponen-komponen sistem pendidikan nasional. Komponen-komponen sistem pendidikan nasional tersebut dapat dibagi dalam dua go1ongan besar yaitu: (1) Satuan Pendidikan Sekolah dan (2) Satuan Pendidikan Luar Sekolah.
Satuan Pendidikan Sekolah merupakan bagian dari  sistem pendi-dikan yang bersifat formal, berjenjang dan berkesinambungan, Dilihat dari jenjangnya, pendidikan sekolah dapat dibagi menjadi Pendidikan Prasekolah, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi. Dilihat dari sifatnya, pendidikan sekolah dapat diklasifikasikan lagi menjadi pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendjdikan keagamaan, pendidikan akademik dan pendidikan profesional.
Satuan pendidikan luar sekolah meliputi:  pendidikan dalam keluar-ga, pendidikan melalui kelompok-kelompok belajar, kursus-kursus, dan satuan-satuan pendidikan lain yang sejenis. Pendidikan pada satuan pendidikan ini bisa bersifat informal, formal, maupun formal.
Sebenarnya masih ada lagi jenis pendidikan lain yang mempunyai potensi untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia. Jenis pendidikan tersebut adalah pendidikan oleh dan untuk diri sendiri atau pendidikan yang diperoleh secara otodidak melalui membaca, memper-hatikan, bertanya, mencari tahu serta bentuk-bentuk pendidikan informal lain yang dipero1eh  dari  berbagai media  massa  dan  sumber belajar 1ainnya.
Dalam usaha untuk menyediakan kesempatan belajar yang se1uas-1uasnya bagi setiap warga negara serta mendorong terwujudnya masya-rakat belajar melalui proses belajar yang berlangsung seumur hidup, maka semua komponen atau satuan pendidikan harus tersedia dan terbuka bagi semua warganegara yang memerlukan dan siap memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Begitu juga, semua satuan pendidikan harus bekerja secara seimbang dan berinteraksi satu sama lain dalam suatu kesatuan sistenm yang merupakan suatu kebulatan. Misalnya, di negara kita pendidikan dalam keluarga belum memainkan peranan yang berarti. Padaha1 Iandasan yang ditanamkan dalam keluarga sangat besar penga-ruhnya bagi proses pendidikan anak selanjutnya. 0leh karena itu partisipasi keluarga dalam proses pendidikan per1u ditingkatkan .
Keberhasilan komponen-komponen sistem pendidikan dalam menunaikan fungsinya juga tergantung pada adanya beberapa sarana penunjang yang ikut membantu berfungsinya komponen-kornponen atau satuan-satuan pendidikan tersebut. Beberapa di antara sarana penunjang dalam sistem pendidikan kita ada1ah: kurikulum, tenaga kependidikan, sumberdaya pendidikan dan pengelolaan .
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu ( UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 19 ). Kurikulum disusun sebagai alat untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasiona1. Kuriku1um pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi, potensi daerah, dan peserta didik. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan : peningkatan iman dan taqwa; peningkatan akhlak mulia; peningkatan potensi,kecerdasan, dan minat peserta didik; keragaman potensi daerah dan lingkungan; tuntutan pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika perkembangan global; persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. (UU No. 20 thn 2003 pasal 36).
Tenaga kependidikan merupakan ujung tombak usaha perwujudan tujuan pendidikan. Tugas pokok mereka adalah menyelenggarakan ke-giatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pe1ayanan teknis dalam bidang pendidikan. Mereka terdiri dari tenaga-tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, penga-was, peneliti dan pengembang dalam bidang pendidikan, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar. Mereka seharusnya merupakan orang-orang yang profesional yang menguasai tugasnya dan memiliki dedikasi dalam melaksanakan tugasnya.
Berhasilnya suatu satuan pendidikan dalam menunaikan fungsinya perlu ditunjang dengan penyediaan sumberdaya pendidikan yang meliputi: gedung dan perlengkapannya, sumber belajar seperti buku-buku dan alat-alat bantu mengajar dan dana yang memadai.
Meskipun pengelolaan pendidikan nasional berada di bawah tang-gung jawab Menteri Pendidikan Nasional, sebagian tanggung jawab pengelolaan perlu diserahkan kepada pejabat yang langsung berhadapan dengan penyelenggaraan proses pendidikan.
3)  Proses Sistem Pendidikan Nasional
Yang dimaksud proses dalam sistem pendidikan nasional adalah mekanisme kerja dalam bentuk berbagai ketentuan, aturan, maupun prosedur yang memungkinkan seluruh komponen sistem pendidikan (pendidikan luar sekolah dan pendidikan. sekolah untuk berbagai jenis dan jenjang) bekerja dan menunaikan fungsi untuk mencapai tujuan yang te1ah ditetapkan. Aturan-aturan tersebut meliputi aturan-aturan mengenai persyaratan masuk ke dalam suatu jenjang dan/atau jenis pendidikan, mata ajaran yang dipelajari dan untuk berapa lama dipelajari, buku-buku yang dipergunakan, prosedur dan tata cara penyelenggaraan pengajaran termasuk metode mengajar dan sistem evaluasi yang dipergunakan, banyaknya pertemuan dalam satu minggu, serta sejumlah aturan lain yang menyangkut pelaksanaan proses pendidikan dan pengajaran.
Sebagian dari aturan-aturan ini ditetapkan dalam bentuk Undang-undang, Peraturan-peraturan Pemerintah, instruksi dari pejabat pendidikan pada berbagai tingkatan dan ketentuan-ketentuan yang dikembangkan sendiri oleh suatu satuan pendidikan baik yang dinyatakan secara tertulis maupun tidak tertulis. Kerapkali komponen-komponen sistem pendidikan yang ada tidak mampu menunaikan fungsinya dengan baik karena tidak ada aturan yang menuntun proses kerjanya, atau karena aturan-aturan yang ada kurang memadai atau seringkali berubah-ubah. Oleh karena itu, aturan-aturan yang bersifat fundamental perlu ditetapkan dalam bentuk ketetapan yang lebih permanen sifatnya seperti undang-undang atau peraturun-peraturan pemerintah.
Tidak   semua   aturan   yang   menuntun   proses penyelenggaraan pendidikan harus diatur melalui undang-undang atau peraturan pemerintah. Aturan-aturan yang bersifat lebih dinamis dan mudah berubah sebaiknya ditetapkan dalam bentuk ketentuan-ketentuan yang dapat diubah dengan cepat.
4.Realisasi Si.stem Pendidikan Nasional dan Permasalahannya
a. Realisasi Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yang kita anggap sebagai sumber utama gagasan sistem pendidikan nasional belum genap berusia 1 tahun. Oleh karena itu, mungkin masih terlalu dini untuk menilai realisasi serta pelaksanaannya di lapangan. Peraturan-peraturan pemerintah yang membe-rikan pedoman pelaksanaannya belum disusun. Setelah ketentuan-ketentuan dalam peraturan-peraturan pemerintah itu disusun barulah dapat dirancang kegiatan-kegiatan pelaksanaannya. Berdasarkan gambaran di atas, dapat diperkirakan bahwa realisasi pelaksanaan undang-undang mengenai sistem pendidikan nasional secara utuh akan masih memerlukan waktu.
Masyarakat mungkin menaruh harapan yang besar akan kemampuan undang-undang ini dalam menangani masalah-masalah pendidikan. Ada kesan bahwa semua persoalan pendidikan akan bisa diselesaikan – setidak-tidaknya akan lebih mudah diselesaikan – setelah undang-undang ini diberlakukan. Harapan semacam itu mungkin agak berlebihan, karena fungsi utama undang-undang ini pada dasarnya adalah sebagai sumber acuan untuk memulai langkah-langkah pembenahan dalam upaya pendidikan. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membuat hal-hal yang diatur dalam undang ini menjadi suatu kenyataan.
Perlu disadari bahwa UU No. 20 Tahun 2003 tidak mungkin dapat mengatur semua kegiatan pendidikan yang terjadi di lapangan. Undang-undang pendidikan nasional hanya mampu memberikan arah, dan mem-berikan prinsip-prinsip dasar untuk menuju arah tersebut, serta mengatur prosedurnya secara umum. Realitas pe1aksanan pendidikan di lapangan akan banyak ditentukan oleh petugas yang berada di barisan paling depan, yaitu guru, kepala sekolah dan tenaga-tenaga kependidikan lainnya.
b.  Masalah-Masalah Pendidikan  Yang  Ada Sekarang
Pendidikan kita sekarang ini setidak-tidaknya sedang dihadapkan pada empat masalah besar: masalah mutu, masalah pemerataan, masalah motivasi, dan masalah keterbatasan sumberdaya dan sumberdana pendidikan.
1) Secara umum pendidikan kita sekarang ini tampaknya lebih menekankan pada akumulasi pengetahuan yang bersifat verbal dari pada penguasaan keterampilan, internalisasi nilai-nilai dan sikap, serta pembentukan ke-pribadian. Di samping itu kuantitas tampaknya lebih diutamakan dari pada kualitas. Persentase atau banyaknya lulusan lebih diutamakan daripada apa yang dikuasai atau bisa dilakukan oleh lulusan tersebut.
2)  Pola motivasi sebagian besar peserta didik lebih bersifat maladaptif daripada adaptif. Pola motivasi maladaptif lebih berorientasi pada penampilan (performance) daripada pencapaian suatu prestasi (achie-vement) (Dweck, 1986), suatu bentuk motivasi yang lebih mengutamakan kulit luar daripada isi. Ijazah atau gelar lebih dipentingkan daripada substansi dalam bentuk sesuatu yang benar-benar dikuasai dan mampu dikerjakan.
3) Kualitas proses dan hasil pendidikan belum merata di seluruh tanah air. Masih ada kesenjangan yang cukup besar dalam proses dan hasil pendidikan di kota dan di luar kota, di Jawa dan di luar Jawa. Pendidikan kita sekarang ini masih belum berhasil meningkatkan kualitas hasil belajar sebagian besar peserta didik yang pada umumnya berkemampuan sedang atau kurang. Pendidikan kita mungkin baru berhasil meningkatkan kemam-puan peserta didik yang merupakan bibit unggul.
4) Pendidikan kita sekarang, juga masih dihadapkan pada berbagai kendala, khususnya kendala yang berkaitan dengan sarana/prasarana, sumberdana dan sumberdaya, di samping kendala administrasi dan pengelolaan. Admi-nistrasi serta sistem pengelolaan pendidikan kita pada hakikatnya masih bersifat sentra1istis yang sarat dengan beban birokrasi . O1eh karena itu persoa1an-persoa1an pendidikan masih sulit untuk ditangani secara cepat, efektif dan efisien.
Apabila    kondisi    pendidikan    seperti    ini    berlangsung terus dan tidak bisa diubah, disangsikan apakah bangsa kita dapat bersaing dengan bangsa lain pada masa-masa yang akan datang . Dalam menghadapi persa-ingan dalam mengejar keunggulan, khususnya keunggulan dalam bidang ekonomi, manusia Indonesia barus bisa ditingkatkan kualitasnya. Manusia yang berkualitas hendaknya tidak diartikan sebagai manusia yang sekedar     berpengetahuan luas, melainkan juga manusia yang terampil,  ulet,  kreatif,  efisien dan efektif, sanggup bekerja keras, terbuka, bertanggung jawab, punya kesadaran nilai dan moral, di samping tentu saja beriman dan taqwa. Di samping itu, haruslah diupayakan agar sebagian  besar manusia Indonesia dapat memiliki sifat-sifat tersebut. Sebagai suatu perbandingan,  keberhasilan pendidikan Jepang terletak pada kesanggupannya meningkatkan kemampuan sebagian besar anak didik mereka dengan cara mendorong dan mengajar mereka bekerja keras sejak aval untuk mencapai prestasi yang maksimal dan tidak semata-mata mengandalkankan pada bakat dan kemampuan alamiah. Sebaliknya, pendidikan Amerika lebih  mengandalkan hasil pendidikannya dari anak-anak yang memiliki kemampuan tinggi ( Gordon, 1987; Sidabalok, 1989 ).
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003  telah    meletakkan  landasan     bagi pembangunan sistem pendidikan nasional  yang dapat dijadikan sebagai titik acuan dalam pengembangan pendidikan 1ebih lanjut. Apabila kita percaya bahwa kemampuan survival bangsa kita dimasa-masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya, begitu juga apabila kita percaya bahwa pendidikan merupakan cara terbaik untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, maka sistem pendidikan nasional harus diupayakan agar dapat memecahkan masalah serta mengatasi kendala-kendala yang disebutkan di atas.
c.  Usaha-usaha ke arah pemecahan masalah
Sesuai dengan masalah-masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tugas utama dalam pelaksahaan sistem pendidikan nasional kita adalah bagai-mana meningkatkan kualitas proses pendidikan sehingga dapat menghasilkan tenaga kerja berkualitas yang kompetitif untuk bersaing setidak-tidaknya dengan tenaga kerja lain di kawasan Asia Tenggara. Perjuangan dalam me-ningkatkan mutu pendidikan menuntut adanya kerja keras dari semua tenaga kependidikan serta kerjasama antara sesama satuan pendidikan.
Undang-undang  No. 20 Tahun 2003 tentang  Sistem Pendidikan    Na-sional tidak secara eksplisit mengatur masalah mutu pendidikan,   melainkan    hanya    menyebutkan faktor-faktor yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi mutu pendidikan, seperti: tujuan pendidikan, peserta didik, tenaga kependidikan, sumberdaya pendidikan, kurikulum, evaluasi, penge-lolaan dan pengawasan.
Mangieri (1985, hlm.1) menyebutkan 8  faktor  yang  paling sering disebut-sebut sebagai faktor yang mempengaruhi mutu   pendidikan. Kede-lapan faktor   tersebut adalah; kurikulum yang ketat, guru yang kompeten, ci-ri-ciri keefektifan, penilaian, keterlibatan orang tua dan dukungan masyarakat, pendanaan yang    memadai,  disiplin yang  kuat, dan keterikatan pada ni1ai-ni1ai tradisiona1. Komisi nasional mengenai keunggulan dalam bidang pen-didikan Amerika dalam laporannya yang terkenal berjudul  A Nation at risk merekomendasikan bahwa
keunggulan (exelence) dalam bidang  pendidikan   dapat diwujudkan me1a1ui cara-cara berikut: menambah banyaknya pekerjaan  rumah, mengajar siswa sejak  permu1aan keterampi1an belajar dan bekerja, melakukan pengelolaan kelas yang lebih baik, sehingga waktu sekolah bisa dimanfaatkan semaksima1 mungkin, menerapkan aturan yang tegas mengenai tingkah laku di sekolah dan mengurangi beban administrasi guru.
Persoa1an kedua ada1ah bagaimana mendemokratiskan sistem pen-didikan dalam arti yang sesungguhnya. Semua pasal 4,5, dan 6  UU No. 20 Tahun 2003 mengatur agar sistem pendidikan nasiona1 kita memberikan ke-sempatan yang sama kepada semua warga negara untuk mempero1eh pen-didikan secara demokratis. Namun dalam praktek, kesempatan tersebut baru terbatas pada kesempatan yang sama dalam mempero1eh pendidikan – yang cukup banyak diantaranya masih berkua1itas rendah – be1um kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas tinggi. Pendidikan yang rendah kualitasnya tidak banyak artinya dalam kehidupan. Karena kualitas ditentukan oleh biaya, pendidikan yang berkualitas baru bisa diriikmati oleh sebahagian kecil warganegara yang memiliki kelebihan da1am kemampuan intelektua1 maupun kemampuan ekonomis.
Usaha untuk mendemokratiskan serta memeratakan kesempatan mem-peroleh pendidikan yang berkualitas antara lain dapat dilakukan dengan menstandardisasikan fasilitas lembaga penyelenggara pendidikan dan menye-1enggarakan kewajiban belajar. Semua lembaga pendidikan yang sejenis, apakah lembaga pendidikan tersebut berada di Jawa atau di luar Jawa perlu diusahakan agar memiliki fasilitas pendidikan yang setara dan seimbang: antara lain dalam bentuk gedung yang memadai, perlengkapan serta peralatan belajar yang mencukupi, kualifikasi guru yang memenuhi syarat dengan sistem insentif yang mendorong kegairahan kerja, dan satuan pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan nyata. Standarisasi fasilitas dan kondisi pendidikan diharapkan dapat menghasilkan standarisasi mutu. Dengan cara ini pada saatnya nanti , anak-anak yang berdomisili di luar Jawa tidak banyak lagi yang menginginkan bersekolah di Jawa, karena mutu pendidikan di daerah mereka setara atau malahan lebih tinggi dibandingkan dengan mutu pendidikan di Jawa.
Kewajiban belajar merupakan upaya lain untuk mendemokratiskan kesempatan memperoleh pendidikan. Melalui kewajiban belajar yang dise-lenggarakan dan dibiayai oleh negara, semua anak Indonesia akan mempe-roleh kesempatan untuk rnengikuti pendidikan sampai pada usia atau tingkat pendidikan tertentu. Melalui kewajiban belajar usaha untuk menaikkan tingkat pendidikan sebagian besar warga-negara dapat dilakukan secara lebih cepat. Pasal 34 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa setiap warganegara yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program wajib belajar. Sementara itu ayat 2 menegaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Bahkan pada ayat 3 mengatakan bahwa wajib belajar itu merupakan tanggung jawab negara. Mengingat demikian vitalnya peranan kewajiban belajar dalam upaya peningkatan kemampuan warganegara, maka peraturan pemerintah yang akan mengatur pelaksanaanya perlu segera dikeluarkan, sebagaimana yang dicantumkan dalam pasal 4 pasal 34.
Sulit diterima kalau ada orang yang mengatakan bahwa anak-anak yang hidup pada masa sekarang ini kurang cerdas bila dibandingkan dengan anak-anak dari generasi sebelumnya. Soalnya kondisi kehidupan pada masa sekarang ini jauh lebih baik dari masa sebelumnya. Namun demikian, ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa prestasi belajar anak-anak sekarang ini untuk beberapa bidang studi tertentu cukup memprihatinkan. Satu-satunya alasan yang bisa dipergunakan untuk menerangkan  gejala ini adalah  bahwa mereka kurang memiliki motivasi untuk belajar. Mereka pada umumnya kurang tekun, cepat menyerah kalau menghadapi kesulitan, dan lebih me-nyukai pelajaran yang mudah daripada pelajaran yang sukar. Oleh karena itu, adalah merupakan tanggung jawab semua lembaga pendidikan untuk mena-namkan kesadaran kepada peserta didiknya akan pentingnya usaha dan kerja keras dalam belajar

5)Pembaharuan Pendidikan
Sistem pendidikan selalu menghadapi tantangan baru, dengan serta merta timbulnya kebutuhan-kebutuhan baru untuk menghadapi tantangan baru itu pendidikan berupaya melakukan pembaharuan dengan jalan menyempurnakan sistemnya.
Pembaharuan yang terjadi meliputi landasan yuridis, kurikulum dan perangkat penunjangnya, struktur pendidikan, dan tenaga kependidikan
1. Pembaharuan pendidikan yang sangat mendasar ialah pembaharuan yang tertuju pada landasan yuridisnya karena landasan yuridis berhubungan dengan hal-hal yang bersifat mendasari semua kegiatan pelaksanaan pendidikan dan mengenai hal-hal yang penting seperti komponen struktur pendidikan, kurikulum, pengelolaan, pengawasan, ketenagaan.
2. Pembaharuan kurikulum yaitu sifatnya mempertahankan dan mengubah
3. Pembaharuan pola masa studi termasuk pendidikan yang meliputi pembaharuan jenjang dan jenis pendidikan serta lama waktu belajar pada suatu satuan pendidikan
4. Pembaharuan tenaga kependidikan adalah tenaga yang bertugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Center for Informatics office of Education an Cultural Research and Development Ministry of Education an Culture, (1990) Jakarta: education Indicator: Indonesia
Depdikbud (1989) UU RI No. 2 tahun 1982 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta; Balai Pustaka
Nana Sudjana, (1989). Pendidikan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: P2G Depdikbud
Share:
Selamat Datang Di Lembaga Bimbingan Belajar OKE (ORGANIZATION OF KIDS EDUCATION)... Prestasi Buah Hati Anda,Kami Solusinya ... Selamat Datang Di Lembaga Bimbingan Belajar OKE (ORGANIZATION OF KIDS EDUCATION)... Prestasi Buah Hati Anda,Kami Solusinya ....

Selamat Datang Anda Pengunjung Ke

Lembaga Bimbingan Belajar OKE. Powered by Blogger.

Theme Support