Kimia asam basa menjadi inti kimia sejak dari zaman kuno sampai zaman
modern kini, dan memang sebagian besar kimia yang dilakukan di
laboratorium di zaman dulu adalah kimia asam basa. Ketika kimia mulai
menguat di bidang studi teoritisnya di akhir abad ke-19, topik pertama
yang ditangani adalah kimia asam basa. Akibat dari serangan teoritis
ini, kimia menjadi studi yang sangat kuantitatif. Jadi, bab ini sangat
kuantitatif dibanding bab lain. Dalam bab, konsep penting seperti
konsentrasi ion hidrogen, konstanta ionisasi, hidrolisis, kurva titrasi,
larutan buffer, dan indikator akan didiskusikan. Konsep ini sangat
mendasar dalam kimia, dan sukar bagi Anda mempelajari kimia kimia tanpa
konsep ini.
Sebagian besar bahan kimia yang umum kita jumpai
adalah asam dan basa. Namun, hanya belakangan ini saja kimiawan dapat
menyimpan dan menggunakan dengan bebas berbagai asam basa dalam raknya
di laboratorium.
Satu-satunya asam yang diketahui alkimia di zaman
dulu adalah asam asetat yang tak murni, dan basa yang dapat mereka
gunakan adalah kalium karbonat kasar yang didapatkan dari abu tanaman.
Di abad pertengahan, kimiawan Arab mengembangkan metoda untuk
menghasilkan asam mineral semacam asam hidrokhloratatau asam nitrat dan
menggunakannya. Demikia juga basa-basa. Bahkan, kata “alkali”, nama umum
untuk basa kuat, berasal dari bahasa Arab.
Di zaman modern,
peningkatan populasi dan dengan perlahan naiknya standar mengakibatkan
kebutuhan berbagai bahan juga meningkat. Misalnya, sabun, awalnya
merupakan barang mewah dan mahal, kini menjadi tersedia luas. Akibatnya,
kebutuhan natrium karbonat, bahan baku sapun, emingkat dengan tajam.
Kebutuhan pakaian juga meningkat, yang menyebabkan peningkatan berbagai
bahan kimia untuk pewarna dan sejenisnya. Untuk memenuhi kebutuhan ini,
kini menghasilkan sejumlah cukup asam dan basa bukan masalah yang
sederhana. Inilah awal munculnya industri kimia.
Di pertengahan
abad ke-17, kimiawan Jerman Johann Rudolf Glauber (1604-1670), yang
tinggal di Belanda, menghasilkan dan menjual tidak hanya berbagai asam
dan basa, tetapi juga banyak alat kimia. Dalam hal ini ia dapat disebut
insinyur kimia pertama. Ia juga menjual natrium sulfat sebagai obat
mujarab dan mendapat keuntungan besar dari usaha ini.
Studi
mendasar tentang asam basa dimulai di zaman yang sama. Boylem rekan
sezaman dengan Glauber, menemukan metoda penggunaan pewarna yang
didapatkan dari berbagai tumbuhan semacam Roccella sebagai indikator
reaksi asam basa.13 Di saat-saat itu, telah diketahui bahwa asam dan
basa mempunyai sifat berlawanan dan dapat meniadakan satu sama lain.
Sebelum perkembangan kimia, asam didefinisikan sebagai sesuatu yang
masam, dan alkali sebagai sesuatu yang akan menghilangkan, atau
menetralkan efek asam.
Awalnya ada kebingungan tentang sifat dasar
asam. Oksigen awalnya dianggap sebagai komponen penting asam. Bahkan
nama “oksigen” berasal dari bahasa Yunani, yang berarti “membuat sesuatu
masam”. Di pertengahan abad ke-19, Davy menemukan bahwa hidrogen
khlorida (larutan dalam airnya adalah asam hidrokhlorida) tidak
mengandung oksigen, dan dengan demikian membantah teori bahwa oksigen
adalah komponen penting dalam asam. Ia, sebagai gantinya, mengusulkan
bahwa hidrogen adalah komponen penting asam.
Sifat asam pertama
diketahui dengan kuantitatof pada akhir abad ke-19. Di tahun 1884,
kimiawan Swedia Svante August Arrhenius (1859-1927) mengusulkan teori disosiasi elektrolit yang menyatakan bahwa elektrolit
semacam asam, basa dan garam terdisosiasi menjadi ion-ion komponennya
dalam air. Ia lebih lanjut menyatakan bahwa beberapa elektrolit
terdisosiasi sempurna (elektrolit kuat) tetapi beberapa hanya terdisosiasi sebagian (elektrolit lemah). Teori asam basa berkembang dengan cepat belandaskan teori ini.
0 komentar:
Post a Comment